June 05th 2008 - Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Environment Day)

daffa birthday

Lilypie 1st Birthday PicLilypie 1st Birthday Ticker

Kamis, Juni 05, 2008

KEUNGGULAN DAN MANFAAT BIOPORI

KEUNGGULAN DAN MANFAAT
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria. (Gambar 1)




Gambar 1.Keunggulan Lubang Resapan Biopori

Meningkatkan Daya Resapan Air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang.. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2.
Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu bidang resapan ini akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.

Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari LRB adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.

Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman
Seperti disebutkan di atas. Lubang Resapan Biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.

Dengan hadirnya lubang-lubang resapan biopori dapat dicegah adanya genangan air, sehingga berbagai masalah yang diakibatkannya seperti mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah (filariasis) akan dapat dihindari.

CARA PEMBUATAN
1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput
4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

Selengkapnya...

LUBANG RESAPAN BIOPORI (LBR)

LUBANG RESAPAN BIOPORI (LBR)

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah (Gambar 1.) Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (Gambar 2). Gambar 3 menunjukkan penampang dari lubang resapan biopori.




Gambar 1. Lubang Resapan Biopori









Gambar 2 . Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Cacing dan Akar pada Matriks Tanah (dalam lingkaran kuning)



Gambar 3. Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori








Selengkapnya...

BIOPORI

PENDAHULUAN

Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, , perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah laiinya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

Gambar 1. Menunjukkan Foto melalui mikroskop elektron yang menggambarkan dua buah lubang yang terbentuk oleh cacing (pada lingkaran kuning bagian atas) dan lubang yang terbentuk oleh aktifitas akar tanaman (pada lingkaran kuning bagian bawah). Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah
Gambar 1. Foto Mikroskop Elektron dari
Lubang Cacing dan Akar pada Matriks
Tanah (dalam lingkaran kuning)
Atau dengan perkataan lain akan dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. Peningkatan jumlah biopori tersebut dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak akan dijadikan sumber energi bagi organisme di dalam tanah sehinga aktifitas mereka akan meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk. Kesinergisan antara lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatlkan sebagai lubang peresapan air artifisial yang relatif murah dan ramah lingkungan. Lubang resapan ini selanjutnya di beri julukan LUBANG RESAPAN BIOPORI atau disingkat sebagai LRB.

Selengkapnya...

Selasa, Juni 03, 2008

Banjir

*menarik napas panjang dulu*
banjir.
salah satu iklan rokok bingung, "banjir kok jadi tradisi?".
buat kita yang ngga kena banjir, dan cuma lihat dari berita di tv, kata "banjir lagi" mungkin udah ga ngaruh.
dan buat yang biasa kebanjiran beneran, mungkin udah bebel. biarpun repotnya minta ampunnn. terutama bagian membersihkan rumah seusai "tamu rutin yang tak diharapkan" pulang :P
dan buat yang bakal pertama kali kebajiran, liat ini deh.

jadi salah siapa dong?
husss... ga perlu main salah menyalahkan deh.
kita semua boleh dibilang salah, dan boleh dibilang juga kita semua juga yang kena getahnya.

postingan di blog ini juga gunanya bukan buat salah menyalahkan.
tapi apa yang bisa kita lakuin. langkah realistis yang bisa direalisasikan dengan sederhana, atau sedikit dengan usaha.

bersihin selokan kita.
buang sampah yang bener. jangan sembarangan. apalagi ke kali! :(
kalo kamu giat bermasyarakat di lingkungan dan kebetulan di daerah deket rumah kamu ada yang kali, ga ada salahnya buat mencoba memotori kegiatan membersihkan kali.
(seriously, ini bukan muluk-muluk alias masih bisa diamalkan. buktinya, kegiatan ini ada di buku PPKN anak SD. heuheu. emang kedengaran melelahkan, tapi daripada saya suruh menanam pohon buat daerah resapan? mas, mbak, kalo ga mo usaha, mana bisa pelestarian lingkungan bisa berjalan? hehehe.)

apalagi coba yang realistis?
menghentikan penebangan liar? mana bisa kita blogger ngawasin penebangan liar. itu mah polisi utan kale? :D
ato apa? menertibkan rumah2 di bantaran kali? emang kita kamtibmas?
oiya. kita juga bisa kasih bantuan buat para korban banjir. well, at least, doa. heuheu. think realistic, ok? ;)
jangan lupa jaga kesehatan ya, penduduk bumi? :)


Selengkapnya...

Senin, Juni 02, 2008

Refleksi diri

Menyusul berita maraknya banjir di tanah air, masyarakat mulai resah dan mecari-cari pihak-pihak yang bersalah. Memang tidak semua orang bersikap sama, tapi saya sempat membaca beberapa kritik tentang pemerintah yang memberi sumbangan yang terlalu kecil, ataupun pemerintah yang kurang memperhatikan saluran air.

Sebenarnya, tidak terlalu penting untuk membicarakan siapa yang bersalah atas hal-hal yang sudah terlanjur terjadi. Yang lebih penting adalah bagaimana cara kita menyikapinya, dan cara kita mencegah agar hal itu tidak terulang lagi..
Dalam posting kali ini, saya hanya akan menambahi posting sebelumnya yang juga mengulas tentang banjir.
If we think realistically.., we could do these things to prevent the disaster.. =)
1. Tidak buang sampah sembarangan dan mengingatkan orang2 di sekitar kita untuk tidak buang sampah sembarangan. Mungkin kita sudah berusaha buang sampah pada tempatnya, tapi akan lebih baik lagi kalau kita juga menghimbau orang-orang terdekat kita untuk mengikuti jejak kita. Kita kenal tiga orang dan kita memberitau mereka, lalu ketiganya memberitau tiga orang lain (9), lalu orang-orang itu memberitau tiga orang lain (27), dst, dst.. (ngambil idenya "pay it forward" :p)
2. Memastikan bahwa lahan rumah kita masih tersisa 20% untuk resapan air. Secara formal, lahan rumah seharusnya disisakan 40% untuk daerah resapan. Tapi mengingat kondisi saat ini yang sudah cukup parah (i.e. jalan dan taman2 disemen, lahan depan rumah dijadikan garasi, etc), saya rasa lebih realistis kalau (at least) kita menyisakan 20% sebagai tanah terbuka.
3. Memotori gerakkan taman kampung. Di kota-kota yang tidak sepadat Jakarta, biasanya kita masih punya lahan kosong yang tidak ditanami apa-apa. Daripada menandus dan tidak terawat, teman-teman yang aktif di karang taruna bisa mengusulkan membuat taman di lahan itu. (ingat pelajaran waktu SD dulu kan? tanah yg ditanami memiliki daya resap air yang lebih besar.. ^_^)
Dan yang terakhir (tidak diberi nomer karena kurang realistik :p), usahakan saat beli rumah nanti teman-teman tidak beli di daerah yang bekas resapan air (misal daerah yang tadinya rawa-rawa atau perbukitan). Secara hukum, seharusnya dinas tata kote melarang pembangunan perumahan di daerah bekas resapan air, tapi kadang-kadang, hukum ekonomi lebih berbicara: selama para pembeli mau, pembangunan tetap berjalan.. If only there is no-one who is going to buy those properties, those hills and swamps are maybe still exist.. =)
Oks2, tunggu apa lagi? Mari kita lestarikan bumi!!! (",)v


Selengkapnya...

Ayo! Kenalkan Budaya Bersih Sejak Dini.

“Selamat buat Depok, menjadi kota terkotor bulan ini”, “Petinggi Kota Bekasi Kaget di cap kota terkotor!”, “Bandung Lautan Sampah?”, “Bang Yos, Bingung mau buang sampah kemana!”. Itulah sebagian headline media cetak beberapa bulan terakhir ini. Menyedihkan bukan?.


Siapa yang harus disalahkan? Apakah pemerintah daerah atau Masyarakatnya?. Well, pertanyaan itu tidak perlu saya jawab. Yang lebih penting saat ini adalah bagaimana caranya agar kita bisa menanamkan budaya bersih pada generasi penerus kita.

Memang bukan hal yang mudah tapi kalau kita memulai dari diri kita dan keluarga kita saya optimis beberapa dekade kedepan tidak mustahil kota kita akan menyusul negara-negara tetangga yang terkenal dengan kebersihannya.

Mulai dari sekarang tanamkanlah budaya bersih ke diri kita masing-masing. Kalau saya pribadi sejak dini sudah mengajarkan budaya bersih ke putra saya dengan cara mewajibkan dia untuk membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lantai yang kotor oleh makanan yang ia cecerkan. Awalnya sangat susah mengenalkan budaya bersih ini kepada toddler (Anak Usia 2 Tahun sampai 4 tahun), tapi lambat laun dan dengan keuletan, akhirnya putra saya bisa melakukan itu. Contoh; Iya bisa membuang sendiri Pampers bekas di tempat sampah. Ia juga sangat kreatip mengambil lap jika lantai tempat ia bermain kotor oleh makanan.

Melalui media “Aku Sayang Bumi” ini, saya menganjurkan dan mengajak teman teman sekalian untuk mulai memperkenalkan budaya bersih kepada Ponakan, Anak, cucu, cicit dan keluarga terdekat . Karena kalau bukan sekarang kapan lagi?.

Selengkapnya...

Minggu, Juni 01, 2008

Rumah Hutan

rumah hutan bisa juga disebut hutan dengan rumah. saat ini lebih banyak manusia yang lebih menyenangi keindahan, sehingga lebih banyak yang membangun rumah dengan taman ataupun hanya sekedar ornamen non-natural. penggunaan jenis-jenis tanaman berkayu (pohon) cenderung sangat sedikit. semisal untuk jenis mangga, alpukat ataupun jenis rambutan.
menjadikan rumah dengan hutan di pekarangannya akan menjadi sebuah pemandangan yang berbeda. tak ada keindahan visual. namun di dalamnya terdapat kekayaan jenis yang melimpah. penempatan pohon, apalagi pohon buah, akan memberikan manfaat lain, selain hanya sekedar kesejukan. dengan menanam pohon buah akan memberikan manfaat pangan bagi penghuni rumah.
jenis-jenis pohon lainnya yang sangat menarik untuk ditanam adalah jenis sukun, belimbing, sawo, kelapa ataupun jenis yang tak berbuah namun memberikan manfaat bagi lingkungan, semisal pulai, meranti, ataupun ulin. manfaat obat dari sebuah jenis tanaman bisa juga menjadi sebuah pertimbangan dalam memilih jenis tanaman.
bila belum membangun rumah, akan lebih baik bila membangun rumah panggung, dimana tipe rumah ini akan memberikan ruang bagi air dapat merembes ke dalam tanah. selain juga dengan rumah panggung akan memperoleh sirkulasi udara lebih baik di dalam rumah.
menanam pepohonan (khususnya pohon buah) di pekarangan serta membangun rumah dengan mempertimbangkan ekologi, akan memberikan kehidupan yang lebih bergairah dan kreatif bagi penghuninya.


Selengkapnya...

Selamatkan bumi mulai dari SPBU

Yang pertama adalah ada sebagian pengendara motor yang sedang mengantri untuk diisi tangki BBMnya masih saja menyalakan mesin kendaraannya.
Bayangkan saja kita yang berada di belakangnya pasti kenyang oleh asap yang dikeluarkan dari knalpot tersebut. Selain membuat polusi udara dan suara yang membuat kesehatan terganggu, menghidupkan mesin saat mengantri juga merupakan pemborosan BBM.
Untuk itu alangkah baiknya bila kita mematikan mesin kendaraan pada saat mengantri. Bagi pemilik SPBU selain memasang pemberitahuan mematikan mesin pada saat pengisian BBM, sebaiknya ditambahkan mematikan mesin pada saat mengantri.
Yang kedua adalah, sering kali bila kita mengisi tangki penuh pada saat pengisian sering tumpah karena kelebihan atau untuk mengepaskan harga pada meteran pengisi.
Ini juga pemborosan yang sering terjadi, untuk itu sebaiknya sebelum mengisi kita sudah memperkirakan isi tangki agar tidak tumpah biarlah tidak penuh.
Bagi petugas pengisi seharusnya diingatkan untuk tidak mengisi terlalu penuh, karena bisanya masih tersisa di ujung selang pengisian begitu diangkat dari mulut tangki sisa BBM tersebut akan tumpah.
Semoga dengan hal kecil ini kita tidak perlu mengimpor BBM terlalu banyak dan membuat bumi semakin panas


Selengkapnya...

My Family